Sabtu, 20 Maret 2010

POLIGAMI

Poligami tak butuh dukungan teks

Sebenarnya, praktik poligami bukanlah persoalan teks, berkah, apalagi sunah, melainkan persoalan budaya. Dalam pemahaman budaya, praktik poligami dapat dilihat dari tingkatan sosial yang berbeda.

Bagi kalangan miskin atau petani dalam tradisi agraris, poligami dianggap sebagai strategi pertahanan hidup untuk penghematan pengelolaan sumber daya. Tanpa susah payah, lewat poligami akan diperoleh tenaga kerja ganda tanpa upah. Kultur ini dibawa migrasi ke kota meskipun stuktur masyarakat telah berubah. Sementara untuk kalangan priayi, poligami tak lain dari bentuk pembendamatian perempuan. Ia disepadankan dengan harta dan takhta yang berguna untuk mendukung penyempurnaan derajat sosial lelaki.

Dari cara pandang budaya memang menjadi jelas bahwa poligami merupakan proses dehumanisasi perempuan. Mengambil pandangan ahli pendidikan Freire, dehumanisasi dalam konteks poligami terlihat mana kala perempuan yang dipoligami mengalami self-depreciation. Mereka membenarkan, bahkan bersetuju dengan tindakan poligami meskipun mengalami penderitaan lahir batin luar biasa. Tak sedikit di antara mereka yang menganggap penderitaan itu adalah pengorbanan yang sudah sepatutnya dijalani, atau poligami itu terjadi karena kesalahannya sendiri.

Dalam kerangka demografi, para pelaku poligami kerap mengemukakan argumen statistik. Bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah kerja bakti untuk menutupi kesenjangan jumlah penduduk yang tidak seimbang antara lelaki dan perempuan. Tentu saja argumen ini malah menjadi bahan tertawaan. Sebab, secara statistik, meskipun jumlah perempuan sedikit lebih tinggi, namun itu hanya terjadi pada usia di atas 65 tahun atau di bawah 20 tahun. Bahkan, di dalam kelompok umur 25-29 tahun, 30-34 tahun, dan 45-49 tahun jumlah lelaki lebih tinggi. (Sensus DKI dan Nasional tahun 2000; terima kasih kepada lembaga penelitian IHS yang telah memasok data ini).

Namun, jika argumen agama akan digunakan, maka sebagaimana prinsip yang dikandung dari teks-teks keagamaan itu, dasar poligami seharusnya dilihat sebagai jalan darurat. Dalam kaidah fikih, kedaruratan memang diperkenankan. Ini sama halnya dengan memakan bangkai; suatu tindakan yang dibenarkan manakala tidak ada yang lain yang bisa dimakan kecuali bangkai.

Dalam karakter fikih Islam, sebenarnya pilihan monogami atau poligami dianggap persoalan parsial. Predikat hukumnya akan mengikuti kondisi ruang dan waktu. Perilaku Nabi sendiri menunjukkan betapa persoalan ini bisa berbeda dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. Karena itu, pilihan monogami-poligami bukanlah sesuatu yang prinsip. Yang prinsip adalah keharusan untuk selalu merujuk pada prinsip-prinsip dasar syariah, yaitu keadilan, membawa kemaslahatan dan tidak mendatangkan mudarat atau kerusakan (mafsadah).

Dan, manakala diterapkan, maka untuk mengidentifikasi nilai-nilai prinsipal dalam kaitannya dengan praktik poligami ini, semestinya perempuan diletakkan sebagai subyek penentu keadilan. Ini prinsip karena merekalah yang secara langsung menerima akibat poligami. Dan, untuk pengujian nilai-nilai ini haruslah dilakukan secara empiris, interdisipliner, dan obyektif dengan melihat efek poligami dalam realitas sosial masyarakat.

Dan, ketika ukuran itu diterapkan, sebagaimana disaksikan Muhammad Abduh, ternyata yang terjadi lebih banyak menghasilkan keburukan daripada kebaikan. Karena itulah Abduh kemudian meminta pelarangan poligami.

Dalam konteks ini, Abduh menyitir teks hadis Nabi SAW: "Tidak dibenarkan segala bentuk kerusakan (dharar) terhadap diri atau orang lain." (Jâmi'a al-Ushûl, VII, 412, nomor hadis: 4926). Ungkapan ini tentu lebih prinsip dari pernyataan "poligami itu sunah".

Sabtu, 06 Maret 2010


Jamu Milan, Rooney mungkin absen

Manchester United dibuat khawatir dengan kondisi Wayne Rooney. Cedera lutut membuat Rooney diragukan dapat merumput kala 'Setan Merah' meladeni AC Milan di Liga Champions, Rabu (10/3).

Kondisi Rooney memang sudah tidak bugar sejak sebelum final Piala Carling pekan lalu sehingga ia dicadangkan. Namun cedera Michael Owen memaksa Sir Alex Ferguson menurunkan Roo di akhir babak pertama.

Rooney sendiri tetap dipaksakan bermain selama 86 menit ketika Inggris menghadapi Mesir di Stadion Wembley, tengah pekan kemarin.

Kala MU bertandang ke markas Wolverhampton Wanderers, Sabtu (6/3), Rooney tak masuk ke dalam tim, bahkan sebagai cadangan sekalipun. Striker 24 tahun itu malah bisa terus absen saat menjamu Milan di leg kedua perdelapanfinal Liga Champions, Rabu (10/3).

"Sayangnya, Rooney sangat diragukan tampil menghadapi Milan," ujar Ferguson seusai laga kontra Wolves di situs klub. "Ini kesialan. Kondisi lapangan Wembley merusak dia."

Meski tanpa Rooney, MU sukses menyungkurkan Wolves 1-0 lewat gol Paul Scholes dan menguasai puncak Liga Inggris. Melawan Milan, Fergie menyiapkan Dimitar Berbatov sebagai pengganti Rooney.

"Saya senang dengan penampilan Berbatov menghadapi Wolves. Saya mungkin akan memainkan dia Rabu nanti," ungkap manajer MU asal Skotlandia itu.

Tanpa Rooney, ketajaman MU akan jauh berkurang mengingat eks bomber Everton itu telah menyumbangkan 28 gol buat The Red Devils di semua ajang musim ini. Suami Coleen itu adalah pahlawan kemenangan 3-2 atas Milan di laga pertama dengan lesakkan dua golnya.

Berbatov sendiri mungkin akan tampil sendirian karena Owen juga cedera. Musim ini, striker Bulgaria itu baru mencetak sembilan gol, semuanya di ajang Liga Primer Inggris.

bonek1hti © 2008 Template by:
SkinCorner
Hinata Vs Neji Pictures, Images and Photos